PERDAGANGAN MARITIM
Terusan Panama Jadi ”Korban” El Nino
Sumber air Terusan Panama menyusut akibat dampak El Nino. Jumlah kapal yang melalui kanal akan dibatasi.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan, El Nino telah mendisrupsi perdagangan global. Fenomena iklim panas itu tidak hanya berdampak pada penurunan produksi pangan global, tetapi juga jalur perdagangan maritim dunia. Terusan Panama yang telah berusia 119 tahun menjadi salah satu ”korban”-nya.
Kekeringan panjang akibat El Nino tengah melanda Panama, Amerika Tengah. Hal itu membuat ketinggian air terusan penghubung penting Samudra Atlantik dan Pasifik turun ke titik terendah. Sejak 30 Juli 2023, Otoritas Terusan Panama (PCA) telah membatasi jumlah kapal yang melewati terusan itu dari rata-rata 36 kapal per hari menjadi 32 hari.
Jumlah kapal itu akan terus dikurangi secara bertahap menjadi 24-25 kapal per hari pada November 2023 hingga menjadi 18 kapal per hari mulai 1 Februari 2024. Total berat barang yang diangkut setiap kapal juga harus dikurangi 40 persen dari kapasitas normal.
Untuk memenuhi persyaratan berat, beberapa kapal membongkar kontainer dan memindahkannya melalui kereta api atau jalan darat melintasi Panama untuk dimuat ke kapal di sisi lain. Selain itu, waktu transit kapal juga bertambah enam hari.
”Hingga kini pihak berwenang sedang menjajaki opsi strategis untuk meningkatkan pasokan air di kanal. Negara-negara yang bergantung pada Terusan Panama harus siap menghadapi gangguan dan penundaan,” kata ekonom Divisi Strategi IMF, Robin Koepke, Rabu (15/11/2023)
Jumlah kapal itu akan terus dikurangi secara bertahap hingga 18 kapal per hari mulai 1 Februari 2024.
Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, Panama beriklim sabana tropis. Musim kemarau terjadi pada Desember-April dan musim hujan pada Mei-November. Akibat El Nino, negara yang memiliki musim kemarau pendek tersebut mengalami musim kemarau panjang. Hingga medio November 2023, curah hujan di Panama masih terbatas.
El Nino tersebut menyebabkan air Danau Gatun, sumber utama pengairan jalur kapal Terusan Panama, menyusut di bawah rata-rata elevasi lima tahun terakhir sejak April 2023. Air Danau Gatun berfungsi menaikkan ketinggian air kanal dan mengangkat kapal sejajar permukaan danau.
Berdasarkan data PCA, pada awal Januari 2023, ketinggian air Danau Gatun mencapai 87,65 kaki (26,71 meter) atau berada di elevasi normal 86-87 kaki. Namun, per akhir April 2023, elevasinya merosot menjadi 81,92 kaki, di bawah rata-rata ketinggian air lima tahunan pada April, yakni 83,3 kaki.
Ketinggian air danau berada di titik terendah 79,24 kaki pada akhir Agustus 2023, yakni 79,24 kaki. Per 15 November 2023, elevasi air danau kembali meningkat menjadi 80,7 kaki. Elevasi danau pada Agustus dan November 2023 itu masih jauh di bawah rata-rata lima tahun terakhir pada Agustus dan November, yakni 85,3 kaki dan 86,7 kaki.
”Ini akan menjadi El Nino terburuk yang tercatat dalam sejarah Terusan Panama sejak 2016,” kata administrator Otoritas Terusan Panama, Ricaurte Vásquez Morales (Seatrade Maritime News, 1 November 2023).
Pada 2016, permukaan Danau Getun pernah susut akibat dampak El Nino. PCA mencatat, ketinggian air danau berada di bawah 80 kaki sejak 31 Maret hingga 21 Juni. Ketinggian permukaan air Danau Gatun terendah terjadi pada 18 Mei 2016, yakni 78,3 kaki.
Dampak pembatasan
IMF mencatat, sekitar 1.000 kapal melewati Terusan Panama setiap bulan membawa lebih dari 40 juta ton barang atau sekitar 5 persen volume perdagangan maritim global. Merujuk data Statista, pada 2021, sebagian besar pengiriman barang melalui terusan sepanjang 82 kilometer tersebut berasal atau menuju Amerika Serikat (72,5 persen), kemudian China (22 persen), dan Jepang (15 persen).
Jalur perdagangan maritim melewati Terusan Panama yang mulai dibangun pada 4 Mei 1904 dan dioperasikan pada 15 Agustus 1914 itu lebih populer dibanding Terusan Suez. Pengiriman kargo laut dari Shenzhen, China, ke Miami, Florida, Amerika Serikat, menggunakan Terusan Suez membutuhkan waktu 41 hari. Sementara dengan Terusan Panama hanya membutuhkan waktu 35 hari.
Namun, pembatasan kapal yang dilakukan PCA menyebabkan rata-rata waktu tunggu kapal bertambah rata-rata menjadi enam hari. Bahkan, pada Agustus 2023, rata-rata waktu tunggu menjadi 20 hari. Hal itu terjadi lantaran terjadi penumpukan antrean 162 kapal yang akan memasuki Terusan Panama.
Terusan Panama tersebut melayani kapal-kapal kargo, tanker, kontainer, dan curah kering. ”Jalan pintas” kapal-kapal pembawa komoditas energi dan pangan tersebut memiliki peran penting dalam kelancaran rantai pasok komoditas-komoditas tersebut. Menjelang musim dingin di Amerika Serikat serta perayaan Natal dan Tahun Baru, jalur tersebut dibutuhkan untuk melancarkan pasokan komoditas energi dan pangan.
”Salah satu komoditas yang bakal terpengaruh adalah kedelai. Harga kedelai diperkirakan meningkat. Selain itu, hal itu juga berpotensi meningkatkan perdagangan kedelai melalui rute Brasil-China,” sebut Drewry (Hellenic Shipping News, 13 November 2023).
Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur berpendapat, pembatasan jumlah kapal di Terusan Panama terhadap ekspor-impor Indonesia belum terasa signifikan. Rute pelayaran kapal kontainer dari Indonesia melalui Singapura menuju Amerika Serikat melewati Samudra Pasifik.
Untuk rute menuju ke sejumlah negara di Afrika bisa terhambat karena harus melalui Terusan Panama guna menyingkat waktu dan biaya. Jika pembatasan itu terus berkepanjangan, efek dominonya perlu diwaspadai karena bisa mengubah rute pelayaran.
”Jarak tempuh kapal bisa semakin jauh sehingga biaya menjadi lebih tinggi. Hal itu juga bisa berdampak pada terlambatnya keberangkatan atau kedatangan kapal-kapal di sejumlah pelabuhan dunia yang terkoneksi dengan Terusan Panama,” ujarnya ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Kepala Analis London Stock Exchange Group (LSEG) Shipping Research Amrit Singh menuturkan, banyak kapal barang yang beralih ke rute alternatif karena waktu tunggu memasuki Terusan Panama semakin lama. Tanker pengangkut gas alam cair (LNG) tujuan Houston, Texas, Amerika Serikat, memilih melewati Selat Magellan atau Tanjug Horn sehingga menambah jarak tempuh sekitar 9.500 mil atau 25 hari lebih lama.
”Pengalihan ini pasti akan menyebabkan rantai pasok terganggu dan biaya pengiriman melonjak,” katanya.
Drewry, lembaga konsultan pelayaran Inggris, menyatakan, pembatasan kapal di Terusan Panama akan mengubah rute perdagangan antara China dan Amerika Serikat. Hal itu akan berdampak pada kenaikan tarif angkutan curah kering 5-6 persen. Angkutan curah kering tersebut menyumbang 23 persen dari total angkutan barang yang melewati terusan tersebut.
IMF menyebutkan, perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan, banjir, badai tropis, dan bencana lainnya yang semakin sering terjadi akan menimbulkan ancaman serius terhadap infrastruktur maritim. Untuk membantu pengambil kebijakan di setiap negara menghadapi gangguan perdagangan maritim akibat bencana-bencana itu, IMF dan Universitas Oxford meluncurkan platform PortWatch pada 15 November 2023.
Platform tersebut menggunakan data satelit real-time untuk melacak hampir 120.000 kapal kargo dan tanker di seluruh dunia—lebih dari 99 persen perdagangan maritim global. PortWatch memberikan perkiraan harian volume perdagangan di 1.400 pelabuhan dan lebih dari puluhan titik rawan, seperti Terusan Panama.
PortWatch menyimulasikan dampak internasional dari penutupan pelabuhan dan memplot gangguan pada rantai pasokan selanjutnya melalui peta interaktif. ”Hal ini memungkinkan analisis skenario iklim, memberikan perkiraan risiko yang dimodelkan untuk berbagai iklim ekstrem. PortWatch juga mengirimkan peringatan tentang potensi dan gangguan perdagangan aktual setelah bencana besar terjadi,” kata Koepke.(kompas.id)